Jumat, 18 September 2015

Organisasi Kurikulum, scope, blance, dan squence



Organisasi kurikulum, bahwa kurikulum itu mempunyai orgnisasi. Yang mana dalam pengorganisasian kurikulum ini berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran yang akan memiliki dampak terhadap masalah–masalah administratif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga, organisasi kurikulum ini merupakan suatu pola atau desain bahan/isi kurikulum.
Organisasi kurikulum ini mempunyai tujuan yaitu guna mempermudah siswa dalam melaksanakan kegiatatan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip dalam mengmbangkan kurikulum dalam organisasi kurikulum yaitu berkaitan dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan (integrated).
Dalam organisasi kurikulum terdapat dua macam bentuk yaitu:
a.       Organisasi kurikulum yang berentukberdasarkan mata pelajaran.
Organisasi kurikulum yang berdasarkan mata pelajaran ini dapat dibedakan ke dalam empat pola yaitu:
1.      Mata pelajaran terpisah
Mata pelajaran terpisah in bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada.
Dalam pembelajarannya, kurikulum ini yang terpenting yaitu menyampaikan sejumlah nformasi sebagai bahan pelajaran yang akan diberikan dan dihafal oleh siswa.
2.      Mata pelajaran terhubung (korelasi)
Yaitu pola organisasi kurikulum yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
3.      Fusi mata pelajaran
Adalah suatu jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan yang memiliki hubungan erat dalam suatu kesatuan. Yang manatujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis serta atri perkembangan kehuidupan yang efektif.
4.      Kurikulum terpadu
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu secara konverhensif.
Kemudian yang berkaitan dengan struktur kurikulum. Menurut apa yang telah saya rangkum dan saya pahami, struktur kurikulum ini mempunyai beberapa komponen yaitu:
a.       Kompetensi Inti
Yang mana kompetensi inti ini dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Sehingga integrasi berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
b.      Mata pelajaran

c.       Kompetensi dasar
Kompetensi dasar ini dirumuskan gua mencapai kompetensi inti. Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dari peserta didik, kemampuan awal, serta cirri dari suatu mata pelajaran.

Kemudian terkait dengan scope, blance dan sequence kurikulum. Scope, blance dan sequence ini merupakan suatu prinsip dalam mengembangkan kurikulum.
a.       Scope
Scope berkaitan dengan ruang lingkup kurikulum atau bahan pelajaran yang harus diliputi. Scope merupakan penentuan apa yang akan dipelajari.
Dalam menentukan scope, hal-hal yang harus diperhatikan antaralain:
1.      Pengorganisasian berbagai elmen dan hubungan antara elmemen-elemen.
2.      Pesatnya perkembangan IPTEK
3.      Penetapan prosedur tujuan
4.      Pengambilan keputusan
1.      Sequence
Faktor-faktor yang menentukan urutan bahan pelajaran yaitu
a.       Kematangan anak
b.      Latar belakang pengalaman
c.       Tingkat intelegensi
d.      Kegunaan bahan
e.       Kesulitan bahan pelajaran
Squene yaitu penentuan urutan bahan pelajaran yang disajikan. Sequence ini berkaitan dengan dua hal yaitu:
a.       Urutan isi atau bahan pelajaran.
b.      Urutan pengalaman belajar memerlukan pengetahuan tentang urutan pengembangan anak dalam menghadapi bahan pelajaran tertentu.

2.      Blance
Blance berarti adana kesinambungan kurikulum dari berbagai jenis mata pelajaran. Keseimbangan ini dapat dilihat dari dua segi yaitu:
a.       Keseimbangan isi (apa yang dipelajari).
b.      Keseimbangan cara (proses belajar).

Kemudian berkaitan dengan Kurikulum Subjek Akademkis dan Kurikulum Inti.
1.      Kurikulum Subjek Akademis
Yaitu model kurikulum yang paaling dahulu, sejak sekolah pertama kali didirikan. Kurikulum ini sangat praktis da juga musdah dalam penyusunan.
2.      Kurikulum Inti
Yaitu kurikulum yang atas dasar pemikiran bahwa pendidikan memberikan tekanan kepada dua aspek yang berbeda.

Kemudian yang berkaitan dengan kurikulum rekonstruksi sosialo dan kurikulum teknologi.
1.      Kurikulum rekonstruksi social
Kurikulum ini lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kehidupan dalam kemasyarakatan.
2.      Kurikulum teknologi
Kurikulum teknologi ini lebih mementingkan penguasaan kompetensi.
Kemudian terkait dengan Kurikulum Aktifitas, KBK (kurikulum berbasis kompetensi) dan KTSP (kurikulum tingkat satuann pendidikan).
1.      KBK
KBK (kurikulum berbasis kompetensi) yaitu suatu kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standarinformasi tertentu.
KBK diarahkan guna mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik.
2.      KTSP
KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksansksn oleh masing-masing satuan pendidikan.
3.      Kurikulum Aktifitas
Adalah kurikulum yang menonjolkan pengalaman atau kegiatan anak.

Selanjutnya yaitu mengenai kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi yang sengaja dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi masakini. Yang mana kurikulum 2013 ini memppunyai tujuan yaitu untuk mendorong peserta didik atau siswa, agar dapat lebihbaik dalam melakukan berbagai hal seperti observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka dapat.

Kemudian mengenai asas-asas dalam pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum terdapat banyak asas dikarenakan pemikiran yang berbeda dari para pengarang, menurut apa yang telah saya resume dan saya pahami ada empat asas yaitu:
1.      Asas filosofis
Yaitu asas yang berkaitan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat Negara.
2.      Asas psikologis
Yaitu suatu kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologis.
3.      Asas sosiologi
Yaitu keadaan masyarakat baik itu perkembangan maupun perubahannya.
4.      Asas organisasi
Yaitu asas yang pertimbangannya mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.

Kemudian terkait dengan model-model pengembangan kurikulum. Menurut apa yang telah didiskusikan ada enam macam model, tetapi yang paling mendominasi ada empat macam seperti yang telah saya rangkum, antara lain:
1.      Model administrative
Model ini merupakan modelkurikulum yang paling lama dan paling banyak dikenal. Dalam model ini dimana suatu keputusan itu diputuskan/diserahkan oleh pejabat.
2.      Model grass roots
Yaitu model yang dimulai dari arus bawah. Model grass root ini lebih demokratis.
3.      Model terbalik
Yaitu model yang di awali dengan suatu percobaan, penyusunan dan kemudian penerapan.
4.      Model pemecahan masalah
Yaitu model yang melibatkan seluruh komponen pendidikan yang meliputi: guru, siswa, orangtua serta system sekolah.

Kemudian yang terakhir yaitu dari apa yang telah saya rangkum dan saya pahami mengenai evaluasi pengembangan kurikulum.
Evaluasi kurikulum yaitu sebagai suatu proses mempertimbangkan, pemberian penilaian, serta arti terhadap suatu kurikulum.

Devinisi, fungsi dan prinsip, manajemen pendidikan



1.      Definisi Manajemen Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi management, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.[1]
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[2]
Menurut Dr. Made Pidarta, M.Pi, manajemen pendidikan diartikan sebagai aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[3]
Kita penting mempelajari manajemen pendidikan, karena agar:
a.       Terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b.      Tercipta peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.       Terpenuhi salah stu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer).
d.      Tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e.       Terbekali tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).
f.       Teratasi masalah mutu pendidikan.[4]
2.      Fungsi Manajemen menurut George. R. Terry dan aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan.
a.       Perencanaan (Planning)
Planning adalah aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya.
Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan lembaga pendidikan Islam, dapat dilakukan beberapa langkah antara lain:
-          Mengkaji kebijakan yang relevan
-          Menganalisis kndisi lembaga
-          Merumuskan tujuan pengembangan
-          Mengumpulkan data dan informasi
-          Menganalisis data dan informasi
-          Merumuskan dan memilih alternatif program
-          Menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan[5]
Dalam dunia pendidikan, perencanaan merupakan pedoman yang harus dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu dapat efektif dan efisien.[6]
b.      Pengorganisasian
Organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerja sama secara jelas diatur siapa yang menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Pengorganisasian adalah proses, membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.[7]
c.       Actuating/ Penggerakan
Penggerakan adalah hubungan anatara aspek-aspek individual yang ditimbulkan adanya hubungan terhadap bawahan untuk dapat mengerti dan memahami oembagian pekerjaan yang efektif dan efisien.
d.      Controlling/ Pengawasan
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai. Berkaitan standara apa yang sedang dihasilakan, penilaian pelaksanaan, serta bilamana perlu diambil tindakan korektif. Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuan rencana.[8]
3.      Tiga tingkatan manajemen dalam manajerial, dan peran masing-masing tingkatan.
Tingkatan-tingkatan manajemen
a.       Manajer tingkat atas (top manager)
b.      Manajer tingkat menengah (middle manager)
c.       Manajer tingkat rendah (low manager)[9]

a.       Top Manager (manager puncak)
Dikatakan top manajer, karena mereka berada dipuncak manajerial. Mereka adalah orang-orang yang memegang jabatan tertinggi dalam suatu organisasi, mereka bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap manajemen organisasi yang bersangkutan.Contoh: kepala sekolah
b.      Midle Manager (Manager Menengah)
Mereka bertanggungjawab untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan yang sikapnya mengimplementasikan kebijakan-kebijakan organisasi dan mencari keseimbangan antara tuntutan atasannya dengan kemampuan para bawahannya. Contoh : Wakil kepala sekolah
c.       First Line Manager (Manager Garis Bawah)
Orang-orang yang berada di tingkat paling bawah dalam hierarki organisasi. Mereka tidak membawahi manager lain, melainkan langsung membawahi para karyawan oprasional. Contoh : Dewan guru dalam sekolah[10]. Contoh lainnya adalah “mandor” atau pengawas produksi dalam pabrik, pengawas teknik dibagian riset, dan kepala bagian tata usaha kantor besar.[11]
4.      Prinsip struktur organisasi dalam organisasi Pendidikan.
Prinsip-prinsip organisasi:
a.       Tujuan organisasi harus jelas.
Tujuan inilah yang memberi arah terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan ini pula yang menjadi tolak ukur penilaian tentang efektifitas kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap pihak yang terlibat dalam organisasi.
b.      Dalam organisasi harus terdapat alur lalu-lintas kekuasaan dari pimpinan kepada pihak yang dipimpin. Alur ini menunjukkan adanya kesatuan arah dan perintah dalam kegiatan berorganisasi.
c.         Terdapat tanggung jawab yang jelas antara pihak yang dipimpin dengan pihak yang memimpin. Seseorang yang dipimpin hendaknya bertanggung jawab kepada seorang atasan. Setiap orang yang terlibat dalam organisasi harus mengetahui kepada siapa harus bertanggungjawab dan dari siapa harus menerima tanggungjawab.
d.        Tanggungjawab dan wewenang setiap unit pelaksana atau staf harus dirumuskan secara tertulis dengan jelas. Didalamnya terdapat keseimbangan antara tanggungjawab dan wewenang. Tanggungjawab sedapat mungkin perlu didelegasikan kepada pihak yang dipimpin.
e.         Dalam organisasi ada pembagian tugas. Jumlah pemimpin hendaknya sekecil mungkin dan tugas yang dilakukan oleh setiap pelaksana harus terarah untuk melaksanaka pekerjaan-pekerjaan tertentu.
f.         Tugas lini, yang menjadi tugas pokok, harus terpisah dari tugas staf sebagai tugas penunjang.
g.        Pimpinan-pimpinan unit pelaksana atau staf yang dikoordinasi hendaknya terbatas dalam jenis jabatan dan jumlah orangya.
h.        Organisasi harus sederhana, spesifik, fleksibel, dan memiliki sumberdaya yang tepat untuk setiap jabatan dan pekerjaan.
i.          Dalam organisasi harus ada jaminan keamanan, ketenteraman, dan kreatifitas kerja. Imbalan kerja hendaknya sebanding dengan intensitas pelaksanaan tugas pekerjaan.
j.          Organisasi adalah wahana untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan tugas dan hubungan kemanusiaan yang ditampilkan semua pihak yang terlibat dalam organisasi.[12]
Prinsip-prinsip struktur organisasi:
a)      Pembagian kerja dan spesialisasi
Spesialilisasi dapat kita pandang dari dua sudut, yakni :
·         Dengan jalan membagi sesuatu pekerjaan dalam bagian yang kecil
·         Dengan memusatkan usaha-usaha individu
b)      Garis-garis otoritas yang jelas
Aktivitas-aktivitas perusahaan harus dibagi dalam segmen-segmen yang digariskan dengan jelas, sehingga masing-masing segmen ditempatkan dalam hubungan yang berimbang satu sama lain.

c)      Penempatan tanggung jawab secara jelas
Setiap orang harus mengerti dengan baik tugas-tugas untu apa ia bertanggung jawab.
d)     Otoritas yang sesuai dengan tanggung jawab
Penetapan tanggung jawab harus diikuti dengan otoritas yang cukup untuk melaksanakannya.
e)      Kesatuan penugasan
Fungsi-fungsi yang serupa sebaiknya berhubungan erat di dalam struktur yang ada.
f)       Rentang pengawasan
Seorang manajer diharapkan dapat mensupervisi sejumlah bawahan, (dalam jumlah yang layak).
g)      Komunikasi
Semua unit dan individu-individu di dalam organisasi yang bersangkutan, yang bertanggung jawab mereka mengharuskan adanya kontak dengan pihak lain harus dapat melaksanakannya tanpa pembatasan-pembatasan  dari struktur formal.
h)      Komite-komite
Suatu sitem komite yang dibentuk dengan baik dapat merupakan alat administrasi yang berharga.[13]
Unsur-unsur yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
a.       Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan.Tujuan inilah yang menyatukan berbagai unsur.
b.      Adanya kerja sama dua orang  atu lebih. Organisasi terbentuk karena adanya kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
c.       Adanya pembagian tugas.Untuk efektivitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas.
d.      Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai kemauan/ kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[14]
5.      Prinsip manajemen dalam setiap masing-masing komponen pendidikan.
a.       Manajemen kurikulum
Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai beriku, yaitu:
·         Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
·         Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
·         Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan menejemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positiof dari berbagai pihak tyerlibat.
·         Efektifitas dan efisien, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan efisien untuk mencapai tujuan kurikulum, sehinggga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif siongkat.
·         Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan, dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.[15]
b.      Manajemen Tenaga Kependidikan
Prinsip-prinsip manajemen tenaga kependidikan
·         Perencanaan Pegawai
Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
·         Pengadaan Pegawai
Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitment.
·         Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi, seta bekerja lebih baik dari hari-ke hari.
·         Promosi dan Mutasi
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga.
·         Pemberhentian Pegawai
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil, seab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu pemberhentian atas permohonan sendiri, pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, pemberhentian sebab lain-lain.
·         Kompensasi
Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.
·         Penilaian Pegawai
Penilaian tenaga pendidikan ini difokuskan pada prestasi individu danperan sertanya dalam kegiatan sekolah.[16]
c.       Manajemen Kesiswaan
Prisip-prisip manajemen kesiswaan
·         Perencanaan penerimaan siswa
·         Pembinaan siswa
·         Kelulusan
d.      Manajemen Keuangan
Prinsip-prinsip manajemen keuangan
·         Prosedur anggaran
·         Prosedur akuntansi keuangan
·         Pembelajaran, perdugaan, dan prosedur pendistribusian
·         Prosedur investasi
·         Prosedur pemeriksaan[17]
e.       Manajemen Sarana dan Prasarana
Prinsip-prinsip manajemen saran dan prasarana
·         Perencaan kebutuhan
·         Pengadaan
·         Penyimpanan
·         Penginventarisasian
·         Pemeliharaan
·         Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan[18]
f.    Manajemen Hubungan Masyarakat
Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat
·         Komunikasi
·         Saling pengertian
·         Saling membantu
·         Kerjasama
g.   Manajemen Layana Khusus
Prinsip-prinsip manajemen layana khusus
·         Perpustakaan
·         Kesehatan
·         Bimbingan konseling
·         Layana psikologis
·         Keamanan


[1] Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7.
[2] Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), Hlm. 115
[3] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Hlm. 4
[4] Ibid., hlm. 125.
[5] Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010) hlm. 99-100
[6] Didin Kurniadi dan Imam Machali, Op. Cit., hlm129.
[7] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 71.
[8]Ibid., hlm. 102-105
[9]Baharudin & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,  2012), hlm170.


[10] Musfirotun Yusuf, Management Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008), Hlm. 3
[11] Alfasus Sirait alih bahasa, Management, (Surabaya: Erlangga, 1994), hlm. 16.

[12] Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia , (Bandung: Falah Production, 2004), hlm. 142-143
[13] J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana,2007), Cet. Ke-2, hlm. 119-120.
[14]Didin Kurniadi dan Imam machali,  Manajemen Pendidikan: Konsep Dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), hlm. 241

[15] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 192.
[16] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 42-45.
[17] Ibid., hlm. 48.
[18] Rohiat, Manajemen Sekola, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 26.
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Kumpulan Makalah. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top