Jumat, 18 September 2015

Bimbingan kelompok

9:17 PM



BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok ,antara anggota yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya bibingan kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping istilah bimbingan kelompok seringkali dikaitkan dengan bagian dari program bimbingan dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan belajar dari individu-individu siswa, dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah tidak jauh berbeda jika di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada umumnya, yaitu membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok ke arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam menanggulangi masalahnya.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang). Diberikan informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenytaan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir, ataupun kehidupan. Asktifitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri.
Pada umumnya aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi dan lain-lain. Bimbingan melalui aktifitas kmelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian masalah.[1]



B.     Dinamika Kelompok
Bekerja dalam kelompok  atau bekerja dengan kelompok (work group) menunjukkan pada seperangkat metode dan teknik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok dalam meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedemikian rupa, sehingga menunjang dalam pencapaiannya tujuan yang ditetapkan dan pengembangan kepribadian masing-masing anggota yang tergabung dalam suatu kelompok. Bagi tenaga bimbingan di institusi pendidikan, bekerja dengan kelompok berarti merancang dan mengelola serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa dan mahasiswa berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam lingkup suatu kelompok, dengan maksud menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Dalam hal ini tenaga bimbingan memanfaatkan proses kelompok (Group Process), yaitu interaksi dan komunikasi yang berlangsung antara anggota peserta kelompok yang bekerja sama untuk memenuhi suatu kebutuhan yang dihayati bersama, untuk memecahkan suatu problem yang dihadapi bersama melalui pikiran dalam diskusi, atau untuk merencanakan suatu aksi yang akan dilakukan bersama.
1.      Kelompok Fungsional
Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit orang yang mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan yang ingin dicapai bersama dapat menyangkut sesuatu yang tidak langsung yang berkaitan dengan kehidupan batin peserta/anggota kelompok, seperti merencanakan bazar di sekolah atau merencanakan pesta perpisahan kelas; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok tugas. Tujuan yang dicapai juga dapat menyangkut sesuatu yang langsung berkaitan dengan kehidupan batin anggota di dalam kelompok, seperti meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain atau membahas sikap yang sebaiknya diambil oleh generasi muda terhadap generasi tua dan sebaliknya; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok perkembangan.
Dalam menganalisis aktifitas suatu kelompok, dapat dibedakan menjadi dua yaitu dimensi isi dan dimensi proses. Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi fokus perhatian kelompok, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan kata lain apa yang dikerjakan, apa yang didiskusikan, dan apa yang dibahas. Apa yang sebaiknya menjadi isi aktifitas suatu kelompok tergantung dari pihak-pihak yang terlibat, dari tingkat perkembangan seluruh anggota kelompok, dan dari lingkungan dimana aktifitas kelompok itu berlangsung. Sedangkan dimensi proses menunjuk pada bagaimana caranya isi ditangani, dengan cara yang bagaimana kelompok bekerja, dengan cara yang bagaimana kelompok mengatur lalulintas diskusi, dengan cara yang bagaimanakelompok menganalisis problem yang dihadapi dan mencari pemecahan bersama, dengan cara yang bagaimana kelompok menjaga dan membina kebersamaan dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa terlibat. Ada lima komponen dasar dalam proses yaitu:
a)      Struktur organisasi dan tujuan dibentuknya kelompok,
b)       Interaksi dan komunikas antar peserta/anggota kelompok,
c)      Keterpaduan dan kebersamaan sebagai satuan yang saling terikat,
d)     Gerak maju atau langkah-langkah yang ditempuh untuk sampai pada sasaran, dan
e)      Kepemimpinan.
Pada dasarnya kelompok-kelompok tidak lahir secara kebetulan saja, suatu kelompok dapat dibentuk atas prakarsa dan inisiatif beberapa orag dari dalam yang kemudian menjadi warga kelompok, atau dibentuk atas usaha beberapa organisator dari luar yang kemudian menjadi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan kelompok. Kelompok ditinjau dari kegiatan yang dilakukan, dibedakan atas:
a)      Kelompok aksi (action group), yang dirancang dengan tugas utama mengerjakan sesuatu, seperti OSIS dengan semua seksinya yang harus merencanakan dan mengelola berbagai kegiatan diluar bidang pengajaran, seperti marching band dan lain sebagainya.
b)      Kelompok studi (study group), yang dirancang dengan tugas utama mempelajari seluk-beluk suatu bidang dengan menggunakan submber-sumber tertentu, seperrti kelompok yang mengumpulkan informasi tentang perguruan tinggi yang terdapat di kota bersama variasi program studi yang ditawarkan, dan kelompok yang mengumpulkan kliping dari berbagai majalah tentang penggunaan narkotika.
c)      Kelompok diskusi (discussion group), yang dirancang dengan tujuan utama membahas bersama suatu masalah yang dihadapi. Bentuk khusus darri kelompok diskusi ialah kelompok konseling, yang membicarakan suatu masalah yang melibatkan semua anggotasecara intensif.

2.      Macam-macam Kelompok
Jane Warters, dalam bukunya yang berjudul Group Guidance Principles and Practice,s Mengemukakan bahwa banyak sifat yang bersifat dikotomis yaitu:
a.         Kelompok primer dan skunder. Kelompok primer dapat dicirikan oleh kontak akrab yang kontinou, seperti dalam keluarga dan kelompok bermain pada anak dikampung. Kelompok skunder dibentuk atas dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan kelompok pecinta alam dalam kalangan mahasiswa. Kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan bersifat kelompok skunder, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
b.         Sociogroup dan psychogroup. Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dilakukan bersama, dalam kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada hubungan antarpribadi. Namun, tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat menjadi suatu Psychogroup dan sebaliknya, bahkan dalam kelompok yang sama tekanannya kadang-kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan, dan pada lain waktu unsur kebersamaan lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak sebegitu tajam karena, disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan hubungan antarpribadi juga harus diperhatikan.
c.         Kelompok yang terorganisasi dan kelompok yang tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang terorganisasi terdapat diferensiasi antara peran-peran yang dipegang oleh anggota/peserrta kelompok, sehingga terdapat suatu struktur. Struktur itu dapat bersifat sangat formal dan kompleks, dapat pula bersifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dari yang lain. Kelompok yang terbentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan adalah kelompok terorganisasi, lebih-lebih karena dibentuk dibawah pengawasan tenaga bimbingan. Namun, struktur organisasinya cenderung bersigat informal dan agak sederhana. Kelompok seluruh anggota OSIS yang mewakili para siswa disuatu sekolah adalah kelompok yang terorganisasi, dengan struktur yang jauh lebih formal.
d.        In group dan Out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat antara satu sama lain dan menunjukkan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah mereka yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan mungkin terdapat rasa antipati dan rasa benci. Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola pembedaan ini karena kelompok/gabungan itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan tajam.
e.         Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaanya diwajibkan. Diantara kelompok yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang bibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling, dan ada juga yang dibentuk atas dasar kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institusi pendidikan tertentu, misalnya satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karier.
f.          Kelompok tertutup dan kelompok terbuka. Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru dampai kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka memungkinkan adanya orang keluar dan orang masuk selama kegiatan kelompok berlangsung. Kelompok atau group kecil yang dibentuk dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling, sedangkan kelompok besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada siswa baru masuk.[2]

C.       Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
1.    Home Room Program
Yaitu nsuatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya dengan lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
2.    Karya Wisata atau Field Trip
Karya wisata atau field trip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metoe mengajar, dapat pula berfungsi sebagai suatu teknik bdalam bimbingan kelompok. Dengan karya wita murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu.
3.      Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupkan suatu cara dimana murid-murid akan mendapatkan kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
4.      Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesampatan kapada individu untuk berpartisipasidengan sebaik-baiknya.
5.      Organisasi Murid
Melalui organisasi ini banyak masalah-maslah yang sifatnya individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid dapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
6.      Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik didalam memecahkan-memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran.
7.      Psikodrama
Psikodrama dalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu.
8.      Remedial Teaching
Remidial teaching atau pengajaran remedial nyaitu bentuk pengajaran yang diberikan kepada seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya.[3]

D.    Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai berikut:
a.       Persiapan menyeluruh
Yaitu meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan keterampilan dan persiapan administrasi.
b.      Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
1)      Pembentukan.
Temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri kedalam suatu kelompok. Tahap pembentukan meliputi kegiatan: a. Mengungkapkan pengertian dan tujuan maupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagaian , maupun seluruh anggota kelompok, b. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok, c. Saling memperkelnalkan dan mengungkapkan diri, d. Teknik khusus bagi seorang pemimpin kelompok, e. Permainan penghangatan atau pengakraban.
2)      Peralihan
Tahap peralihan ini meliputi kegiatan: a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, b. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap dalam menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, c. Membahas suasana yang terjadi, d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, e. kalau kembali kebeberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan. Tahap peralihan ini merupakan jembatan antara tahap pembentukan dan tahap kegiatan.
3)      Kegiatan.
Tahap ini meliputi kegiatan: a. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik untuk kelompok tugas sedangkan untuk kelompok bebas yang dilakukan adalah mengemukakan permasalahan kemudian pemilihan permasalahan atau topik, b. Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut permasalahan atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok atau yang sudah dipilih oleh anggota kelompok, c. Anggota membahas permasalahan atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas, d. Kegiatan selingan.
4)      Tahap pengakhiran
Pada tahap pengakhiran yang dilakukan adalah pemberitahuan bahwa kegiatan akan segera di akhiri, pengambilan kesimpulan oleh anggota kelompok, refleksi tentang kegiatan yang baru saja dilakukan, memicarakan rencana pertemuan selanjutnya, do’a penutup.[4]

E.     Nilai – nilai bimbingan kelompok
Nilai-nilai bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa diantaranya seperti:
a.     Memfasilitasi perkembangan pribadi
b.    Penstimulasian pembelajaran dan pemahaman
c.     Keuntungan-keuntungan interaksi kelompok
d.    Ekonomi[5]

F.      Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok
Hartinah menyatakan bahwa melalui bimbingan kelompok para anggota kelompok / siswa:
a.       Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
b.      Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok.
c.       Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap hal yang buruk dan sokongan terhadap hal yang baik”.
d.      Mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung membuahkan hasil sebagaimana mereka programkan semula.
Apabila manfaat bimbingan kelompok dapat ditumbuh kembangkan, maka bimbingan kelompok akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi masing-masing anggota kelompok, tetapi bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.[6]
G.    Tujuan bimbingan kelompok
Secara umum tujuan bimbingan kelompok ialah untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi. Melalui kondisi dan proses berperasaan, perpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes dan luas serta dinamis, maka kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.
Secara lebih khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta / anggota.
Menurut Binnett dan Romlah mengemukakan tujuan bimbingan kelompok ialah:
1.      Memberikan kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2.      Memberikan layanan-layanan penyembuhan.
3.      Untuk mencapai tujuan-tujuan  bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif daripada melalui kegiatan individual.
4.      Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.[7]
















KESIMPULAN
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok membahasmasalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun sosial.
1.      Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
·         Home Room Program
·         Karya Wisata atau Field Trip
·         Diskusi Kelompok
·         Kegiatan Kelompok
·         Organisasi Murid
·         Sosiodrama
·         Psikodrama
·         Remedial Teaching
2.      Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai berikut:
a.       Persiapan menyeluruh
Yaitu meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan keterampilan dan persiapan administrasi.
b.      Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
Ø  Pembentukan.
Ø  Peralihan
Ø  Kegiatan.
Ø  Tahap pengakhiran
3.      Nilai – nilai bimbingan kelompok
Nilai-nilai bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa diantaranya seperti:
o   Memfasilitasi perkembangan pribadi
o   Penstimulasian pembelajaran dan pemahaman
o   Keuntungan-keuntungan interaksi kelompok
o   Ekonomi















DAFTAR PUSTAKA
Narti, Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurihsan,  Achmad Juntika.  2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Rafika Aditama.
Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.




                   [1] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2006), hlm. 23
[2] W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 1997), hlm 503-514.
[3] Drs. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Ilmu, 1975), hlm 106-109)
[4] Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm.  30-32
[5] Ibid, hlm. 32-33.
[6] Ibid, hlm. 25-26.
[7]  Ibid., hlm. 26-27 

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Kumpulan Makalah. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top