A. Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik
individual maupun kelompok, ke arah pencapaian tujuan.[1]
Kepemimpinan
merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya atas seluruh
pelaksanaan wewenang yang telah didelegasikan orang-orang yang dipimpinnya,
kepemimpinan adalah bentuk-bentuk konkret dari jiwa pemimpin, salah satu dari
bentuk konkret itu adalah sifat terampil dan berwibawa serta cerdas dalam
mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas yang merupakan cita-cita dan
tujuan yang ingin diraih oleh pemimpin.
Prajudi
Atmosudirdjo dalam Ngalim Purwanto mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
kepribadian (personality) seseorang
yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang untuk mencontoh atau
mengikutinya, atau yang memancarkan
suatu pengaruh tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa
sehingga membuat sekelompok orang bersedia untuk melakukan apa yang
dihendakinya.[2]
Stephen
P. Robbins mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu
kelompok ke arah pencapaian (tujuan). Pendapat ini memandang semua anggota
kelompok/organisasi sebagai suatu kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi makna
sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok/organisasi agar bersedia
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok/organisasi.
Robert
Kreither dan Angelo Kinicki menyatakan bahwa kepemimpinan adalah upaya
mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara sukarela,
menekankan kemampuan pemimpin yang tidak memaksa dalam menggerakkan anggota
organisasi agar melakukan pekerjaan/kegiatan yang terarah pada tujuan
organisasi.
Sondang
P. Siagian mengatakan kepemimpinan merupakan inti manajemen yakni sebagai motor
penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat dalam organisasi, sukses atau
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung atas
cara-cara pemimpin yang dipraktikkan orang-orang atasan (pemimpin-pemimpin)
itu.
Unsur-unsur utama sebagai esensi
kepemimpinan, unsur-unsur itu adalah:
a. Unsur
pemimpin atau orang yang mempengaruhi
b. Unsur
orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi
c. Unsur
interaksi atau kegiatan/usaha dan proses mempengaruhi
d. Unsur
tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi
e. Unsur
perilaku kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.[3]
B. Fungsi
Kepemimpinan
Menurut M. Karjadi,
seorang pemimpin itu harus mempunyai beberapa macam fungsi yang harus
dilaksanskan seperti:
a. Fungsi
Perencanaan
Oleh
karena pekerjaan seorang pemimpin itu terdiri dari banyak tindakan-tindakan
yang berlainan dan berubah-ubah, maka guna kelanjutan kegiatan-kegiatan itu ia
harus membuat perencanaan, yang terus-menerus, bukan saja perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasinya, tetapi juga rencana bagi diri sendiri selaku
pemimpin dan penanggung jawab berhasilnya seluruh pekerjaan.
b. Fungsi
Memandang ke
Depan
Pemimpin
harus senantiasa memandang ke depan, seorang pemimpin harus memiliki pemikiran
dan pengelihatan yang mampu meneropong apa yang akan terjadi dan kemampuan
untuk melihat ke depan segala kemungkinan yang akan terjadi.
c. Fungsi
Pengembangan loyalitas
Dalam
hal ini pengembangan loyalitas atau kesetiaan para pembantu dan pengikut kepada
pemimpin dan organisasi, bahkan hal ini merupakan tanggung jawab yang tidak
kecil. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan
rasa cinta, rasa hormat, dan kepercayaan kepada organisasinya, kelompok dan
pemimpin serta tugas dan pekerjaannya.
d. Fungsi
Perencanaan Terhadap Pelaksanaan Rencana
Fungsi
kepemimpinan selain membuat rencana juga mengawasi apakah betul-betul rencana
itu dilaksanakan sebagaimana mestinya sampai tercapainya tujuan yang telah
ditentukan. Pengawasan ini harus dibulatkan rencana tersendiri, sehingga segala
sesuatu dapat berjalan lancar dan tidak akan ada hal-hal yang sampai dilupakan.
e. Fungsi
Mengambil Keputusan
Dalam
pengambilan keputusan itu harus sesuai dengan luas serta besarnya organisasi,
wilayah dan masalah, harus diperhatikan metode dan teknik tertentu supaya tidak
saja dapat di ambil keputusan yang tepat atau memuaskan, melainkan dengan
lancar dan cepat.
f. Fungsi
Memberi Anugerah
Sebagai
pemimpin haru senantiasa aktif mengawasi dan juga penuh perhatian terhadap segala kegiatan para anggotanya dalam
organisasi yang dipimpinnya.
Dan juga dapat membesarkan hati para anggotanya yang rajin dan giat dalam
bekerja.[4]
C. Teori-teori
Kepemimpinan
G.R Terry dalam Veitsal Rivai dalam
bukunya Principles of Management
mengemukakan
8 (delapan) teori kepemimpinan sebagai berikut:
1.
Teori Otokratis (The Autocratic Theory)
Kepemimpinan
menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang
agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dan pihak bawahan. Pemimpin
cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada pekerjaan, ia melaksanakan
pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya
diperkuat dengan sanksi-sanksi, dan disiplin adalah faktor yang terpenting.
2.
Teori Psikologis (The Psychologic Theory)
Pendekatan
ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan system motivasi
terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian
sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi
mereka. Kepemimpinan yang memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti
pengakuan (recognizing), kepastian
emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.
3.
Teori Sosiologis (The Sosiologic Theory)
Teori
ini menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan
aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antar para pengikutnya.
4.
Teori Supportif (The Supportive Theory)
Pada
teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha
sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan
membantu usaha-usaha mereka. Untuk maksud itu, pihak pemimpin menciptakan suatu
lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk
melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta
mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
5.
Teori Laissez Faire (The Laissez – Faire
Theory)
Berdasarkan
teori ini seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para
pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Pendekatan ini merupakan
kebalikan langsung dari teori otokratis.
6.
Teori Perilaku Pribadi (The Personal –
Behaviour Theory)
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan
kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan
ini melakukan apa yang dilakukan oleh pemimpin pada ssaat memimpin. Slah satu
sumbangsih penting teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak
berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap
situasi yang dihadapi olehnya.
7.
Teori
Sifat
Menurut Veitzal Rivai merupakan teori yang berusaha untuk
mengidentifikasi karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan
dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut
pribadi dari para pemimpin. Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan manajemen
disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang
pemimpin.
8.
Teori
situasi
Pendekatan ini menerangkan kepemimpinan yang menyatakan
bahwa harus terdapat fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri
dengan berbagai macam situasi.[5]
D. Sifat-sifat
Kepemimpinan
George
R. Terry dalam bukunya “Principles of
Managemen”, menuliskan sepuluh sifat kepemimpinan yang unggul, yaitu:
1. Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniyah merupakan syarat pokok
bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak teratur, dan di
tengah-tengah situasi-situasi yang sering tidak menentu.
2. Stabilitas
emosi
Pemimpin
yang baik itu pemimpin yang memiliki emosi yang stabil.
3. Pengetahuan
tentang relasi insane
Pemimpin
diharapkan memiliki pengetahuan tentang sifat, watak dan perilaku anggota
kelompoknya, agar ia bisa menilai kelebihan dan kelemahan dari pengikutnya,
yang disesuaikan dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang akan diberikan pada
masing-masing individu.
4. Kejujuran
Pemimpin
yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu: jujur pada diri
sendiri dan pada orang lain.
5. Objektif
Pertimbangan
pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya objektif.
6. Dorongan
pribadi
Keinginan
dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati sanubari
sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan
pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
7. Keterampilan
berkomunikasi
Pemimpin
diharapkan mahir dalam menulis dan berbicara, selain itu juga harus mudah
menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar,
mudah memahamimaksud para anggotanya. Juga pandai mengkoordinasikan macam-macam
sumber tenaga manusia, dan mahir dalam mengintegrasikan berbagai opini serta
aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
8. Kemampuan
mengajar
Pemimpin
yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik. Yang dituju adalah agar
para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas, dan partisipasinya.
9. Keterampilan
social
Dalam
hal ini, pemimpin harus bersikap ramah, terbuka, dan mudah dalam menjalin
persahabatan berdasarkan rasa saling percaya-mempercayai. Selain itu, juga
harus menghargai pendapat orang lain, untuk bisa memupuk kerja sama yang baik
dalam suasana rukun dan damai.
10. Kecakapan
teknis atau kecakapan material
Pemimpin
harus superior dalam satu atau beberapa kamahiran teknis tertentu. Juga
memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola, menganalisa dan
memperbaiki situasi yang tidak mapan.
E. Syarat-syarat
Kepemimpinan
Syarat melakukan
kepemimpinan ini mengandung arti bahwa pemimpin mengetahui dirinya sebagai
seorang yang dapat dan memenuhi keinginan-keinginan dari kelompok, membantu
dalam kondisi –kondisi kerja yang diinginkan, membantu mencapaikan
tujuan-tujuan yang realistis, dan mendorong kelangsungan hidup dan pengaruh
kelompok.
Syarat-syarat kepemimpinan yaitu
meliputi:
1. Sebuah
organisasi membantu tercapainya kepemimpinan.
2. Peran
pemimpin dalam organisasi dirumuskan dengan jelas.
Penerimaan peran pemimpin oleh
pemimpin dan mereka yang langsung di atas dan dibawahnya dalam struktur
organisasi.[6]
F. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang
pemimpin yang khas pada saat mempengeruhi anak buahnya, apa yang dipilih
pemimpin untuk di kerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota
kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Untuk memahami gaya kepemimpinan,
sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama yaitu,
1. Pendekatan sifat
Pendekatan
sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil.
Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat
kepemimpinan.kepemimpinan di pandang sebagai sesuatu yang mengandung banyak
unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu
2.
Pendekatan
Perilaku
Studi
ini memfokuskan dan mengidentikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam
kegiatannya mempengaruhi orang lain(pengikut). Pendekatan perilaku kepemimpinan
banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang di jalankan oleh pemimpin.
3.
Pendekatan
Situasional
Pendekatan
Situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku
kepemimpinan dalam situasi tertatntu. Dalam hal ini kepemimpinan lebih
merupakan fungsi situasi dari pada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan
suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.
G.
Aplikasi
dalam Pendidikan
Dalam
hubungannya dengan pendidikan, ketiga macam pendekatan diatas sangat
diperlukan. Ketiganya merupakan variabel pokok yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan dalam kepemimpinan pendidikan. Pendekatan sifat,
sangat diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan, mengingat bahwa kepala sekolah
dan guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang
baik yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagai
pendidik (guru) dan pendidik lainnya diharapkan dapat memberikan contoh
perilaku yang baik kepada anak didiknya, kepala sekolah dituntut agar memiliki
sifat-sifat yang baik untuk dapat memberikanbimbingan dan sekaligus memberi
contoh kepada guru-guru dan para siswanya.
Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pendidik. Tidak seorangpun akan mengingkari bahwa
salah satu fungsi pendidikan adalah mengubah tingkah laku, apakah itu tingkah
laku siswa ataupun tingkah laku subjek didik lainnya. Setiap pendidik dalam
melakukan tugasnya perlu memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan subjek
didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun perilaku kelompok.
Pendekatan situasional dalam kepemimpinan pendidikan
tidak pula kalah pentingnya. Para pemimpin pendidikan, termasuk kepala sekolah
dan guru-guru, perlu menyadari bahwa setiap lembaga pendidikan memiliki situasi
yang berbeda-beda sehingga memerlukan perilaku kepemimpinan yang berbeda-beda
pula. Setiap guru yang berpengalam akan mengetahui bahwa setiap kelas memiliki
semangat dan suasana yang berlainan. Dengan demikian diperlukan cara pelayanan
dan cara mengajar yang bervariasi.[7]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual
maupun kelompok, ke arah pencapaian tujuan.
Unsur-unsur utama
sebagai esensi kepemimpinan, unsur-unsur itu adalah:
a.
Unsur pemimpin atau orang yang
mempengaruhi
b.
Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak
yang dipengaruhi
c.
Unsur interaksi atau kegiatan/usaha dan
proses mempengaruhi
d.
Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam
proses mempengaruhi
e.
Unsur perilaku kegiatan yang dilakukan
sebagai hasil mempengaruhi.
Menurut M. Karjadi, seorang pemimpin itu
harus mempunyai beberapa macam fungsi yang harus dilaksanskan seperti:
a. Fungsi
Perencanaan
b. Fungsi
Memandang ke
Depan
c. Fungsi
Pengembangan loyalitas
d. Fungsi
Perencanaan Terhadap Pelaksanaan Rencana
e. Fungsi
Mengambil Keputusan
f. Fungsi
Memberi Anugerah
Teori-teori
Kepemimpinan
G.R Terry dalam
Veitsal Rivai dalam bukunya Principles of
Management
mengemukakan 8 (delapan) teori
kepemimpinan sebagai berikut:
1. Teori
Otokratis (The Autocratic Theory)
2. Teori
Psikologis (The Psychologic Theory)
3. Teori
Sosiologis (The Sosiologic Theory)
4. Teori
Supportif (The Supportive Theory)
5. Teori
Laissez Faire (The Laissez – Faire Theory)
6. Teori
Perilaku Pribadi (The Personal – Behaviour Theory)
7. Teori Sifat
8. Teori situasi
Sifat-sifat
Kepemimpinan
George
R. Terry dalam bukunya “Principles of
Managemen”, menuliskan sepuluh sifat kepemimpinan yang unggul, yaitu:
1.
Kekuatan
2. Stabilitas
emosi
3. Pengetahuan
tentang relasi insane
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan
pribadi
7. Keterampilan
berkomunikasi
8. Kemampuan
mengajar
9. Keterampilan
social
10. Kecakapan
teknis atau kecakapan material
Gaya
kepemimpinan
1. Pendekatan sifat
2.
Pendekatan
Perilaku
3.
Pendekatan
Situasional
[1] Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, cet. Kedua, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 182.
[2] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2011) hlm.
249-251.
[3] Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan
Pendidikan, (Jakarta: Alfabeta, 2008). Hlm. 81-83.
[4] Y.W. Sunidhina dan Ninik
Widiyanti, Kepemimpinan Dalam Masyarakat
Modern, Cet ke-2, (Jakata: PT Rineka Cipta), hlm. 181-184.
[5]Musfirotun
Yusuf, Manajemen Pendidikan: Sebuah
Pengantar, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008),hlm. 114-121.
0 komentar:
Posting Komentar