1.
Definisi
Manajemen Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata
manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi management,
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.[1]
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dan
3, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[2]
Menurut Dr. Made Pidarta, M.Pi, manajemen pendidikan diartikan
sebagai aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[3]
Kita
penting mempelajari manajemen pendidikan, karena agar:
a.
Terwujud
suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
b.
Tercipta
peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.
Terpenuhi
salah stu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya
kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai
manajer).
d.
Tercapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e.
Terbekali
tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan).
f.
Teratasi
masalah mutu pendidikan.[4]
2.
Fungsi
Manajemen menurut George. R. Terry dan aplikasinya dalam Manajemen Pendidikan.
a.
Perencanaan
(Planning)
Planning adalah
aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran apa yang akan dicapai,
tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan siapa yang
akan melaksanakan tugas-tugasnya.
Dalam kaitannya
dengan perencanaan pengembangan lembaga pendidikan Islam, dapat dilakukan
beberapa langkah antara lain:
-
Mengkaji
kebijakan yang relevan
-
Menganalisis
kndisi lembaga
-
Merumuskan
tujuan pengembangan
-
Mengumpulkan
data dan informasi
-
Menganalisis
data dan informasi
-
Merumuskan dan
memilih alternatif program
-
Menetapkan
langkah-langkah kegiatan pelaksanaan[5]
Dalam dunia pendidikan, perencanaan merupakan pedoman
yang harus dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu
dapat efektif dan efisien.[6]
b.
Pengorganisasian
Organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerja sama secara jelas diatur
siapa yang menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi
dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Pengorganisasian
adalah proses, membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan
tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.[7]
c.
Actuating/
Penggerakan
Penggerakan adalah hubungan anatara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan adanya hubungan terhadap bawahan untuk dapat
mengerti dan memahami oembagian pekerjaan yang efektif dan efisien.
d.
Controlling/
Pengawasan
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai. Berkaitan
standara apa yang sedang dihasilakan, penilaian pelaksanaan, serta bilamana
perlu diambil tindakan korektif. Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat
berjalan sesuan rencana.[8]
3. Tiga tingkatan manajemen dalam manajerial, dan peran masing-masing
tingkatan.
Tingkatan-tingkatan
manajemen
a.
Manajer tingkat
atas (top manager)
b.
Manajer tingkat
menengah (middle manager)
c.
Manajer tingkat
rendah (low manager)[9]
a.
Top Manager
(manager puncak)
Dikatakan top manajer, karena mereka berada dipuncak manajerial.
Mereka adalah orang-orang yang memegang jabatan tertinggi dalam suatu
organisasi, mereka bertanggungjawab secara menyeluruh terhadap manajemen
organisasi yang bersangkutan.Contoh: kepala sekolah
b.
Midle Manager
(Manager Menengah)
Mereka bertanggungjawab untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan yang
sikapnya mengimplementasikan kebijakan-kebijakan organisasi dan mencari
keseimbangan antara tuntutan atasannya dengan kemampuan para bawahannya. Contoh
: Wakil kepala sekolah
c.
First Line
Manager (Manager Garis Bawah)
Orang-orang yang berada di tingkat paling bawah dalam hierarki
organisasi. Mereka tidak membawahi manager lain, melainkan langsung membawahi
para karyawan oprasional. Contoh : Dewan guru dalam sekolah[10].
Contoh lainnya adalah “mandor” atau pengawas produksi dalam pabrik,
pengawas teknik dibagian riset, dan kepala bagian tata usaha kantor besar.[11]
4. Prinsip struktur organisasi dalam organisasi Pendidikan.
Prinsip-prinsip
organisasi:
a. Tujuan
organisasi harus jelas.
Tujuan
inilah yang memberi arah terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan ini
pula yang menjadi tolak ukur penilaian tentang efektifitas kegiatan yang
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima
oleh setiap pihak yang terlibat dalam organisasi.
b. Dalam
organisasi harus terdapat alur lalu-lintas kekuasaan dari pimpinan kepada pihak
yang dipimpin. Alur ini menunjukkan adanya kesatuan arah dan perintah dalam
kegiatan berorganisasi.
c.
Terdapat tanggung jawab yang jelas
antara pihak yang dipimpin dengan pihak yang memimpin. Seseorang yang dipimpin
hendaknya bertanggung jawab kepada seorang atasan. Setiap orang yang terlibat
dalam organisasi harus mengetahui kepada siapa harus bertanggungjawab dan dari
siapa harus menerima tanggungjawab.
d.
Tanggungjawab dan wewenang setiap unit
pelaksana atau staf harus dirumuskan secara tertulis dengan jelas. Didalamnya
terdapat keseimbangan antara tanggungjawab dan wewenang. Tanggungjawab sedapat
mungkin perlu didelegasikan kepada pihak yang dipimpin.
e.
Dalam organisasi ada pembagian tugas.
Jumlah pemimpin hendaknya sekecil mungkin dan tugas yang dilakukan oleh setiap
pelaksana harus terarah untuk melaksanaka pekerjaan-pekerjaan tertentu.
f.
Tugas lini, yang menjadi tugas pokok,
harus terpisah dari tugas staf sebagai tugas penunjang.
g.
Pimpinan-pimpinan unit pelaksana atau
staf yang dikoordinasi hendaknya terbatas dalam jenis jabatan dan jumlah
orangya.
h.
Organisasi harus sederhana, spesifik,
fleksibel, dan memiliki sumberdaya yang tepat untuk setiap jabatan dan
pekerjaan.
i.
Dalam organisasi harus ada jaminan
keamanan, ketenteraman, dan kreatifitas kerja. Imbalan kerja hendaknya
sebanding dengan intensitas pelaksanaan tugas pekerjaan.
j.
Organisasi adalah wahana untuk mencapai
tujuan melalui pelaksanaan tugas dan hubungan kemanusiaan yang ditampilkan
semua pihak yang terlibat dalam organisasi.[12]
Prinsip-prinsip
struktur organisasi:
a)
Pembagian
kerja dan spesialisasi
Spesialilisasi
dapat kita pandang dari dua sudut, yakni :
·
Dengan
jalan membagi sesuatu pekerjaan dalam bagian yang kecil
·
Dengan
memusatkan usaha-usaha individu
b)
Garis-garis
otoritas yang jelas
Aktivitas-aktivitas perusahaan harus dibagi dalam
segmen-segmen yang digariskan dengan jelas, sehingga masing-masing segmen
ditempatkan dalam hubungan yang berimbang satu sama lain.
c)
Penempatan
tanggung jawab secara jelas
Setiap
orang harus mengerti dengan baik tugas-tugas untu apa ia bertanggung jawab.
d)
Otoritas
yang sesuai dengan tanggung jawab
Penetapan
tanggung jawab harus diikuti dengan otoritas yang cukup untuk melaksanakannya.
e)
Kesatuan
penugasan
Fungsi-fungsi
yang serupa sebaiknya berhubungan erat di dalam struktur yang ada.
f)
Rentang
pengawasan
Seorang
manajer diharapkan dapat mensupervisi sejumlah bawahan, (dalam jumlah yang
layak).
g)
Komunikasi
Semua
unit dan individu-individu di dalam organisasi yang bersangkutan, yang
bertanggung jawab mereka mengharuskan adanya kontak dengan pihak lain harus
dapat melaksanakannya tanpa pembatasan-pembatasan dari struktur formal.
h)
Komite-komite
Suatu
sitem komite yang dibentuk dengan baik dapat merupakan alat administrasi yang
berharga.[13]
Unsur-unsur yang
membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
a. Adanya
tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan diinginkan, biasanya
terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan.Tujuan inilah yang menyatukan
berbagai unsur.
b. Adanya
kerja sama dua orang atu lebih.
Organisasi terbentuk karena adanya kerja sama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan bersama.
c. Adanya
pembagian tugas.Untuk efektivitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi
dibutuhkan pembagian tugas.
d. Adanya
kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai kemauan/ kehendak
untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[14]
5.
Prinsip
manajemen dalam setiap masing-masing komponen pendidikan.
a.
Manajemen
kurikulum
Prinsip dan
fungsi manajemen kurikulum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah beberapa hal sebagai beriku, yaitu:
·
Produktivitas,
hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
·
Demokratisasi,
pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya
dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan
kurikulum.
·
Kooperatif,
untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan menejemen kurikulum perlu
adanya kerja sama yang positiof dari berbagai pihak tyerlibat.
·
Efektifitas
dan efisien, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan
efektifitas dan efisien untuk mencapai tujuan kurikulum, sehinggga kegiatan
manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif siongkat.
·
Mengarahkan
visi, misi dan tujuan yang ditetapkan, dalam kurikulum, proses manajemen
kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan
kurikulum.[15]
b.
Manajemen
Tenaga Kependidikan
Prinsip-prinsip
manajemen tenaga kependidikan
·
Perencanaan
Pegawai
Penyusunan
rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan
jelas tentang pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
·
Pengadaan
Pegawai
Untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan
rekruitment.
·
Pembinaan
dan Pengembangan Pegawai
Organisasi
senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara
optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi,
seta bekerja lebih baik dari hari-ke hari.
·
Promosi
dan Mutasi
Setelah
diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya
adalah mengusakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota organisasi yang
sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau
lembaga.
·
Pemberhentian
Pegawai
Dalam
kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri
sipil, seab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga
jenis, yaitu pemberhentian atas permohonan sendiri, pemberhentian oleh dinas
atau pemerintah, pemberhentian sebab lain-lain.
·
Kompensasi
Pemberian
kompensasi selain dalam bentuk gaji dapat juga berupa tunjangan, fasilitas
perumahan, kendaraan dan lain-lain.
·
Penilaian
Pegawai
Penilaian
tenaga pendidikan ini difokuskan pada prestasi individu danperan sertanya dalam
kegiatan sekolah.[16]
c.
Manajemen
Kesiswaan
Prisip-prisip
manajemen kesiswaan
·
Perencanaan
penerimaan siswa
·
Pembinaan
siswa
·
Kelulusan
d. Manajemen Keuangan
Prinsip-prinsip
manajemen keuangan
·
Prosedur
anggaran
·
Prosedur
akuntansi keuangan
·
Pembelajaran,
perdugaan, dan prosedur pendistribusian
·
Prosedur
investasi
·
Prosedur
pemeriksaan[17]
e.
Manajemen
Sarana dan Prasarana
Prinsip-prinsip
manajemen saran dan prasarana
·
Perencaan
kebutuhan
·
Pengadaan
·
Penyimpanan
·
Penginventarisasian
·
Pemeliharaan
·
Penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan[18]
f.
Manajemen
Hubungan Masyarakat
Prinsip-prinsip
manajemen hubungan masyarakat
·
Komunikasi
·
Saling
pengertian
·
Saling
membantu
·
Kerjasama
g. Manajemen Layana Khusus
Prinsip-prinsip
manajemen layana khusus
·
Perpustakaan
·
Kesehatan
·
Bimbingan
konseling
·
Layana
psikologis
·
Keamanan
[1]
Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik
dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7.
[2] Didin
Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), Hlm. 115
[3] Made Pidarta, Manajemen
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Hlm. 4
[5] Baharudin dan
Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010) hlm.
99-100
[6] Didin Kurniadi dan Imam Machali, Op.
Cit., hlm129.
[7]
Nanang Fattah, Landasan Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 71.
[8]Ibid., hlm.
102-105
[10] Musfirotun
Yusuf, Management Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2008), Hlm. 3
[12] Sudjana,
Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia , (Bandung: Falah Production, 2004), hlm. 142-143
[14]Didin
Kurniadi dan Imam machali, Manajemen
Pendidikan: Konsep Dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2012), hlm. 241
[15] Tim Dosen
Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 192.
Terima Kasih atas artikelnya..
BalasHapusSangat membantu sekali
Semoga semakin banyak orang yang membaca artikel ini...
Salam Sukses...
terimakasih ijin buat tugas ane
BalasHapus