Selasa, 15 September 2015

RESENSI METAFISIKA IQBAL

9:43 AM

RESENSI
METAFISIKA IQBAL
Pengantar untuk Memahami
The Reconstruction of Relijius Thought in Islam




Metafisika Iqbal
 Pengantar untuk Memahami
The Reconstruction of Religius Thought in Islam

Judul Asli           : The Metaphysics of Iqbal
Penulis                : DR. Ishrat Hasan Enver
Pengantar           : DR. Syed Zahfarul Hasan
Penerjemah         : M. Fauzi Arifin
Penyunting         : Kamdani
Desain Sampul   : Nuruddien
Tata Letak          : Susanti Y. Utami
Cetakan              : 1 Februari 2004
Penerbit              : PUSTAKA PELAJAR Yogyakarta
Pencetak             : Pustaka Pelajar Offset
ISBN                  : 979-3477-44-X
Tebal                  : 134 halaman
  

            Metafisika tidak mungkin bila level pengalaman normal adalah satu-satunya pengalaman atau tahap akhir dari seluruh pengalaman. Iqbal mengemukakan ada suatu pengalaman selain level normal, yaitu pengalaman intuisi.
            Intuisi adalah berasal dari hati. Ia bukan milik akal atau intelek. Akal atau intelek hanya menjangkau dunia fenomena, yakni aspek realitas yang tampak dalam persepsi indrawi. Sedangkan hati membawa kita berhubungan dengan aspek realitas, bukan membuka persepsi indrawi. Dengan intuisi, objek pengetahuan dapat di pahami secara langsung. “Tuhan bukanlah sebuah entitas matematis atau sebuah sistem konsep yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak berkaitan dengan pengalaman”. “Dia adalah suatu wujud objektif yang kongkret”.
            Titik letak dari filsafat Iqbal adalah filsafat Diri. Diri merupakan dasar pemikiran Iqbal. Dirilah yang memberi Iqbal jalan menuju metafisik, karena menurut Iqbal intuisi diri yang membuat metafisik. Diri adalah suatu realitas yang benar-benar nyata. Diri ada dan keberadaannya terletak dalam hakekatnya sendiri. Dengan intuisi itu kita mengetahui bahwa diri benar-benar nyata. Kita dapat mengetahui hakikatnya secara langsung. Intuisi diri juga memberikan kepada kita keyakinan kokoh dan langsung atas keberadaan pengalaman kita.  
            Iqbal selalu menaruh perhatian akan akibat berbahaya dari pemikiran penteisme, karena dia sendiri pernah terpengaruh oleh pemikiran tersebut di masa-masa awal pemikirannya. Argumennya melawan peaneisme dengan alasan sebagai berikut:
Data indra dan tingkat persepsi pemikiran tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang tidak nyata. Kemudian untuk menghentikan gerak langkah panteisme, kita membutuhkan kekuatan pemikiran dan kepastian dari pada persepsi fenomena semata yang kita terima. Karena itulah Iqbal mengajukan pertimbangan pokok yang kedua dan kepastian yang tak disangkal melawan panteisme: Iqbal tertarik dengan realitas diri atau yang disebutmya “ego”.
            Kemudian dilihat dari Dunia Materi, disini Iqbal tidak mengklaim intuisi, artinya dia harus mencari jalan lain untuk beranalogi ketika menentukan sifat dunia materi. Dunia materi diukur melalui konsep masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Pandangan tentang waktu ini secara keseluruhan bersifat kualitatif seperti yang dikatakan Iqbal, khusus berada dalam diri terdalam kita yang dalam kata-katanya adalah “Diri dan Apresiatif”.

            Kelebihan-kelebihan dari buku ini yaitu dengan adanya penjelasan berbagai pendapat para tokoh bukan hanya pendapat dari Iqbal saja. Di buku ini juga tertulis berbagai alasan mengapa Iqbal menolak ajaran panteisme, dan juga bagaimana dia dapat teralepas dari pikiran itu serta bagaimana dia mendapatkan ilmu yang dapat memperkokoh pikirannya, sehingga dia dapat membebaskan dirinya dari pikiran panteisme.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Kumpulan Makalah. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top