PENDAHULUAN
Pendidikan adalah
investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis
bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hamper semua
Negara menempatkan variable pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama
dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan
pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari
isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu komponen
penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai
peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di
barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan
dengan peserta didik untuk menstransfer ilmu pengetahuan dan teknologi
sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan
keteladanan. Dengan demikian guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun
mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena
itu, sudah selayaknya guru guru mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
PEMBAHASAN
A. Guru PAI Sebagai Suri Tauladan Yang Baik
Pada dasarnya perubahan perilaku yang
dapat ditunjukan oleh peserta didik harus dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan
perkataan lain, guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta
didik. Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan yang baik)
bagi peserta didik, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari
sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat
menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.
Seorang guru sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar yang dapat ditunjukan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila
seseorang ingin menjadi guru yang professional maka sudah seharusnya ia dapat
selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui jalur
pendidikan berjenjang ataupun up grading dan atau pelatihan yang bersifat in
service training dengan rekan-rekan sejawatnya. Perubahan dalam cara mengajar
guru dapat dilatihkan melalui peningkatan kemampuan mengajar sehingga kebiasaan
lama yang kurang efektif dapat segera terdeteksi dan perlahan-perlahan
dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara
mengajar guru yang diharapakan akan berpengaruh pada cara belajar siswa, di
antaranya sebagai berikut.
1.
Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat merasa
puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu
mendominasi kegiatan belajar peserta didik.
2.
Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan dengan
menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang
mendapat kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang
peserta didik untuk berpikir dan bekerja (melakukan)
3.
Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih
relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta
yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima
informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru.
B. Kepribadian Guru PAI Yang Baik
“Keteladanan akan dapat membangun
hubungan, memperbaiki kredibilitas, dan meningkatkan pengaruh”.
Salah satu aspek penting yang langsung
atau tidak langsung mempengaruhi terhadap kesuksesan seorang guru dalam menjankan
tugasnya adalah factor kepribadian. Kepribadian yang akan menentukan apakah
seorang guru akan menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi para siswanya,
ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan siswanya. Faktor
kepribadian akan semakin menentukan peranannya pada siswa yang masih kecil dan
yang sedang mengalami keguncangan jiwa.
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam maka
sewajarnya guru PAI memiliki kepribadian yang seluruh aspek kehidupannya adalah
“uswatun hasanah”. Pribadi guru adalah uswatun hasanah (suri tauladan yang
baik). Maka ciri-ciri seorang guru yang mempunyi kepribadian tersebut adalah:
1.
Takwa kepada Allah swt.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu
pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertakwa kepada Allah,
jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak
didiknya sebagaimana Rasulullah saw. Menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana
guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak didiknya, sejauh itu
pulalah ia akan diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi
generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.
2.
Berakhlak mulia
Budi pekerti guru penting dalam
pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak
bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang
mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika
pribadi guru berakhlak mulia pula. Guru yang tidak berakhlak mulia tidak
mungkin dipercaya untuk mendidik.
Yang dimaksud akhlak mulia dalam ilmu
pendidikan Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang
dicontohkan pendidik utama, Nabi Muhammad saw. Kegiatan mengajar / mendidik
sikap guru sangat penting. Berhasilnya mengajar sangat ditentukan oleh sifat
dan sikap guru.
3.
Adil, Jujur dan objektif
Adil, jujur dan objektif dalam
memperlakukan dan juga menilai siswa dalam proses belajar mengajar merupakan
hal yang harus dilakukan oleh guru. Sifat-sifat ini harus ditunjang oleh
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial budaya yang
diperoleh dari kehidupan masyarakat dan pengalaman belajar yang diperolehnya.
Jangan sampai guru melakukan sebuah tindakan yang tidak adil, tidak jujur dan
subjektif. Tindakan negative semacam ini tidak hanya tidak boleh dilakukan oleh
seorang guru dalam kaitannya aktifitas mendidik, tetapi juga ketika sudah dalam
kehidupan bermasyarakat.
4.
Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Disiplin muncul dari kebiasaan hidup
dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara untuk meningkatkan kedisiplinan
yaitu dengan cara belajar yang teratur, serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin adalah bagian dari mentalitas dan kebiasan yang harus
dibangun dengan landasan cinta dan kasih sayang. Budaya disiplin tidak akan
terwujud manakala guru justru sering melanggarnya. Guru harus menjadi teladan bagi
anak didiknya salah satunya sebagai sosok yang dapat dicontoh dalam hal
kedisiplinan.
5.
Ulet dan tekun bekerja
Keuletan dalam ketekunan bekerja tanpa
mengenal lelah dan pamrih, ini adalah hal yang harus dimiliki pribadi guru
dalam melaksanakan tugasnya sehinngga program yang telah digariskan dalam
kurikulum yang telah ditetapkan berjalan sebagaimana mestinya.
6.
Berwibawa
Kewibawaan harus dimiliki oleh guru,
sebab dengan kewibawaan proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik,
berdisiplin, serta ketertiban. Dengan demikian kewibawaan bukan hanya taat dan
patuh pada peraturan yang berlaku sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru.
C. Kriteria Guru Yang Ideal Dalam Perspektif
Islam
Kriteria guru ini penting dirumuskan
karena peran pendidik yang fital. Pada proses pembelajaran memposisikan guru
berperan besar dan strategis, karena itu corak dan kualitas pendidikan Islam
secara umum dapat diukur dengan melihat kualitas pendidiknya. Secara umum, tugas
pendidik menurut Islam ialah mengupayakan perkembangan seluruh subyek didik.
Guru bukan saja bertugas menstransfer ilmu, tetapi juga lebih dari itu yaitu
mentransfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai diantaranya yang terpenting
adalah nilai-nilai ajaran Islam.
Guru memiliki kedudukan yang sangat
terhormat, karena tanggung jawabnya yang berat dan mulia. Sebagai guru ia dapat
menentukan atau paling tidak mempengaruhi kepribadian subyek didik. Bahkan guru
yang baik bukan hanya mempengaruhi individu, melainkan juga dapat mengangkat
dan meluhurkan derajat suatu umat. Allah memerintahkan suatu umat agar agar
sebagian diantaranya yang berkenan memperdalam ilmu dan menjadi guru yang baik.
(Q.S. 9: 122).
Guru membawa amanah ilahiyah untuk
mencerdaskan kehidupan umat dan membawanya taat ibadah dan berakhlak mulia.
Karena tanggung jawabnya yang tinggi itu ia dituntut untuk memiliki persyaratan
tertentu baik yang berkaitan dengan kompetensi professional, pedagogik, sosial,
dan kepribadian.
Kemuliaan tugas guru, Muhammad Athiyyah
Al-Abrasyi, memberikan syarat kriteria ideal yang harus dimiliki oleh pendidik
agar ia dapat menjadi guru yang baik, yaitu
1)
Zuhud dan ikhlas,
2)
Bersih lahir dan batin,
3)
Pemaaf, sabar, dan mampu mengendalikan diri,
4)
Bersifat kebapakan atau keibuan (dewasa), dan
5)
Mengenal dan memahami peserta didik dengan baik (baik
secara individual maupun kolektif).
PENUTUP
Kesimpulan
Walaupun
sebenarnya tugas untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi pribadi yang
luhur, berakhlak mulia, memiliki nilai-nilai yang diharapkan oleh masyarkat
menjadi tanggung jawab semua guru tanpa terkecuali, namun guru PAI lah yang
menjadi terdepan dalam mengemban amanah ini. Sesuai dengan namanya, guru
Pendidikan Agama Islam, maka sudah seyogyanya guru PAI menjadi guru yang mampu
memberikan keteladanan-keteladanan yang baik, sesuai yang yang di ajarkan agama
Islam, sehingga dari keteladanan inilah akan memancarkan kewibawaan-kewibawaan
yang luhur dan mulia yang dapat diteladani oleh peserta didik. Suatu hal yang
sangat ironi jika guru PAI sebagai pembentuk peserta didik-peserta didik yang
bertakwa, barakhlak mulia dan santun tetapi guru PAI itu sendiri tidak memiliki
kriteria yang harus ada sesuai dengan gelarnya yaitu guru Pendidikan Agama
Islam.
0 komentar:
Posting Komentar